Kamis, 23 Februari 2012

FOKUS: Lima Alasan Mengapa Arsenal Terpuruk (Lagi)

Pekan ini delapan tahun lalu, Arsenal mengalahkan Chelsea dua kali dalam enam hari dan memimpin klasemen sementara Liga Primer Inggris dengan selisih tujuh poin. Tiga bulan kemudian, titel Liga Primer Inggris berhasil direngkuh dan julukan 'The Invicibles' tercatat dalam sejarah sepakbola Inggris. Arsene Wenger pun berada dalam puncak kejayaannya.

Namun, pada tahun ini, kekalahan 2-0 dari Sunderland di Stadium of Light memberi garam pada luka yang ditorehkan AC Milan di laga sebelumnya, di mana skuad Max Allegri membantai The Gunners dengan skor 4-0 di San Siro pada laga leg pertama babak 16 besar Liga Champions. Dua kekalahan tersebut seolah menutup peluang Arsenal untuk memperoleh gelar juara tahun ini.

Tetapi apa yang salah pada Arsenal? Dari manajemen hingga ruang ganti, faktor-faktor yang dapat membawa Arsenal semakin jauh dengan rival-rivalnya semakin beragam, sehingga menghasilkan krisis di tubuh Arsenal. Berikut adalah lima alasan, menurut Jonathan Birchall dan Stephen Darwin dari GOAL.com, yang membuat Arsenal semakin menurun dari masa kejayaan mereka.

KURANGNYA INVESTASI


Selama hampir setengah dekade lalu, Arsenal telah menghabiskan dana hampir £50juta lebih sedikit dari lawan mereka di Stadium of Light pada hari Minggu (19/02) kemarin. Fakta bahwa mereka tetap berada di jajaran papan atas Liga Primer Inggris adalah hal yang patut mendapatkan pujian, tetapi dengan kehadiran Roman Abramovich dan Sheikh Mansour yang mengubah wajah finansial sepakbola, Wenger yang dikenal sebagai salah satu pelatih inovator harus menemukan dirinya terjebak di masa lalu.

Pertanyaan yang masih menggema adalah mengapa Arsenal membiarkan hal ini terjadi. Dengan dukungan seorang milyarder dan profit (sebelum pajak) sebesar £56 juta pada tahun 2010, The Gunners seharusnya memiliki finansial yang dapat membuat mereka dapat bersaing dengan klub papan atas Eropa lainnya.

Wenger menegaskan dana yang mereka miliki sudah sangat cukup, Arsenal diperkirakan dapat membuat keuntungan antara £15 dan £20 juta dalam satu tahun anggaran. Pembatasan gaji maksimal sebesar £100 ribu per pekan juga menjadi salah satu keunggulan Arsenal.

Dikabarkan, pemegang saham terbesar klub Stan Kroenke mendukung sikap hati-hati Wenger dalam bursa transfer. Pada bulan September silam, kepada stltoday.com, ia mengatakan: Ada resiko anda akan mundur ke belakang apabila anda memberikan reaksi berlebihan dan mulai membuang uang untuk menyelesaikan masalah anda."

Sayangnya untuk Arsenal, kemunduran tersebut tampak sudah mulai berjalan. Dan menghabiskan banyak dana transfer mungkin menjadi opsi satu-satunya untuk memberi rem pada hal tersebut.



MASALAH CEDERA


Pelatih manapun biasanya menggunakan cedera sebagai alasan, dan mereka seharusnya malu karena melakukan hal tersebut. Tetapi dalam kasus Wenger, cederanya beberapa pemain kunci dari waktu ke waktu terbukti sangat merugikan.

Hal tersebut dapat diperdebatkan melihat iritnya Arsenal untuk memperkuat skuad mereka dengan memanfaatkan bursa transfer, yang membuat faktor cedera pemain berakibat lebih parah dari seharusnya. Cederanya Jack Wilshere di musim ini juga membuat sebuah lubang yang menganga di lini tengah Arsenal.

Wenger telah dipaksa untuk berpikir sangat keras dengan empat bek yang terlihat rapuh, sementara dalam sektor kiper, mereka akhirnya memiliki sosok Wojciech Szczesny yang tampak mampu menjadi kiper andalan. Namun, pemain seperti Johan Djourou, Carl Jenkinson, Francis Coquelin, Sebastian Squillaci dan Per Mertesacker masih belum siap atau tidak cukup bagus untuk bersaing di Liga Primer Inggris.

Sementara itu, pemain-pemain andalan di lini belakang seperti Bacary Sagna dan Thomas Vermaelen, dan juga Kieran Gibbs dan Andre Santos, masih sering terlibat dengan masalah cedera yang membuat mereka kesulitan menggapai performa terbaik.


HENGKANGNYA PEMAIN KUNCI


Hal ini menjadi hal yang klise dalam beberapa musim terakhir, namun kepergian pemain-pemain kunci tampak jelas melukai Wenger dan kemampuannya untuk membawa Arsenal terus maju.

Tentu saja, kepergian yang paling dirasakan adalah hengkangnya Cesc Fabregas dan Samir Nasri pada bursa transfer musim panas lalu. Mayoritas alur serangan Arsenal melalui dua pemain tersebut, dan mereka terbukti masih belum dapat tergantikan sejauh ini.

Bahkan sebelum itu, Thierry Henry, yang terkadang mampu memberikan poin untuk Arsenal dengan kemampuannya sendiri, sangat sulit untuk ditemukan penggantinya. Belum lagi, empat bek yang rapuh sepeninggal pemain-pemain seperti Lauren, Ashley Cole dan Sol Campbell.

Dalam sosok Henry, Freddy Ljungberg, Robert Pires dan Dennis Bergkamp, Arsenal memiliki lini depan yang membuat iri klub-klub Liga Primer Inggris lain, di mana mereka mendapatkan gelar 'Invincibles' dan sementara pemain-pemain seperti Theo Walcott dan Gervinho telah menunjukkan potensi, tetapi mereka terlihat lebih sering melakukan gerakan 'tipuan' daripada menunjukkan insting membunuh mereka.


KEHILANGAN DAVID DEIN


Jika masalah internal Arsenal tidak cukup menyakitkan bagi fans setia Gunners, mereka kini semakin tersaingi dengan meningkatnya performa Tottenham sehingga membuat mereka menjadi salah satu tim terkuat di ibukota, di mana hal tersebut akan membuat fans semakin terluka.

Dipimpin Harry Redknapp di atas lapangan dan Daniel Levy di jajaran manajemen, Spurs menirukan model Arsenal yang meraih kesuksesan di bawah Wenger dan David Dein, mantan wakil direktur Arsenal.

Digulingkan oleh anggota dewan klub lainnya pada bulan April 2007, karena adanya 'perbedaan yang tidak dapat direkonsiliasi', yang dikabarkan adalah dukungannya kepada Stan Kroenke untuk mengambil alih saham di Emirates. Akhirnya, usai 24 tahun membuat beberapa transfer terbaik di sejarah sepakbola Inggris bersama Arsenal, ia mundur.

Seperti yang diketahui, dia memantau dan mendapatkan tanda tangan pemain-pemain seperti Ian Wright, Dennis Bergkamp, Patrick Vieira dan Henry, sehingga ia dikenal sebagai salah satu negosiator terbaik di Inggris dalam lebih dari dua dekade.

"David Dein sudah tidak lagi ada di sana dan tidak ada yang membantah fakta bahwa hal tersebut membuat tim dan pelatih tidak stabil," ujar Henry setelah bergabung dengan Barcelona, beberapa bulan setelah Dein hengkang. Faktor kehilangan Dein tampak menjadi sangat erat dengan hengkangnya pemain terbaik Arsenal sepanjang masa, Henry, yang kemudian mengungkapkan betapa berpengaruhnya Dein di sana.

Senjata 'yang tidak terlalu' rahasia di meja negosiasi tidak pernah dapat tergantikan. Kebijakan transfer yang terus 'kurang bagus' tentu bukan sebuah kebetulan.


MASALAH TAKTIK


'Boring, boring Arsenal' adalah bagaimana fans berekspresi saat George Graham menjadi pelatih, tetapi Wenger memiliki keberuntungan bagus dengan diwarisi lini pertahanan yang kokoh dan dengan kebijakan untuk meleburnya dengan kreativitas di lini depan, membuat pelatih asal Prancis tersebut menikmati kesuksesan luar biasa di awal kepelatihannya di Arsenal.

Pemain-pemain seperti Tony Adams, Martin Keown dan bek-bek veteran lainnya, yang merupakan lini pertahanan sempurna untuk mempertahankan keunggulan tipis, sudah lama hilang sekarang. Sementara Wenger terus terus mempertahankan filosofi sepakbola 'sempurna'-nya yang membuat Arsenal sudah lama menderita.

Dengan datangnya pemain-pemain 'tidak meyakinkan' seperti Mertesacker, Squillaci, Mikael Silvestre and Pascal Cygan, mereka tidak mampu melengkapi lini belakang Arsenal menjadi lebih solid, sementara bek andalan seperti Sagna dan Vermaelen lebih sering berkutat dengan cedera. Tampak jelas Arsenal kekurangan stok lini belakang yang cukup berkualitas untuk mengunci gelar juara.

Semua akan menjadi baik-baik saja apabila sebuah klub memiliki kualitas lini depan yang dapat menutup lubang di lini belakang, seperti yang terlihat di Barcelona, tetapi Arsenal tidak memiliki kualitas lini depan yang mampu menutupi kelemahan lini belakang mereka (kecuali Van Persie) dan Wenger sudah terlalu keras kepala untuk menerima dan menyesuaikan dengan kondisi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar